WASPADA PENINGKATAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE
WASPADA PENINGKATAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE
Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. DBD kini kembali merebak di berbagai wilayah di Indonesia. Pada 2 April 2024, hasil pantauan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menunjukkan kenaikan kasus DBD yang diprediksikan akan terus berlanjut hingga musim pancaroba. Pada 26 Maret 2024 kasus DBD di Indonesia dilaporkan mencapai 53.131 kasus. Sementara itu, kasus kematian akibat DBD dilaporkan mencapai 404 orang. Kasus DBD kembali mengalami peningkatan pada pekan berikutnya sebanyak 60.296 kasus dengan angka kematian sebanyak 455 kasus.
Dalam satu bulan terakhir, Puskesmas Sadang mendapatkan laporan/feeback dari ruma hsakit, bahwa ada 3 pasien kasus DBD yang dirawat dirumah sakit. Menindaklanjuti laporan tersebut Koordinator Surveilans beserta tim, melakukan kegiatan PE (Penyelidikan Epidemiology) di beberapa wilayah binaan Puskesmas Sadang yang dilaporkan terdapat pasien dengan penyakit DBD.
Pada hari, Jumat, 26 Juli 2024, Koordinator Surveilans PKM Sadang Siti Naila M, A.Md.Keb bersama Kepala Puskesmas Sadang, dr. Amelia Rahmawati dan Siti Khasanah, A.Md.Kl beserta kader kesehatan Desa Wonosari melaksanakan kegiatan PE DBD di dukuh Karanggayam, dari sejumlah 19 rumah yang dikunjungi terdapat 1 rumah ditemukan jentik-jentik nyamuk, dengan kesimpulan ABJ (Angka Bebas Jentik) 94.7%.
Kemudian hari Rabu, 07 Agustus 2024, Koordinator Surveilans PKM Sadang Siti Naila, A.Md.Keb bersama Bidan Desa Wonosari, Tutik Sugiyarti, A.Md.Keb dan kader kesehatan Desa Wonosari, melaksanakan kegiatan PE DBD di dukuh Kalimengger, dari sejumlah 19 rumah yang dikunjungi terdapat 5 rumah ditemukan jentik-jentik nyamuk, dengan kesimpulan ABJ (Angka Bebas Jentik) 73.6%
Dilanjutkan pada hari, Jumat, 09 Agustus 2024, Koordinator Surveilans PKM Sadang Siti Naila, A.Md.Keb bersama Bidan Desa Seboro Rina Yuniarti,A.Md.Keb beserta kader kesehatan Desa Seboro melaksanakan kegiatan PE DBD di dukuh Jojogan. Dari hasil anamnesa dengan keluarga, riwayat pasien DBD tersebut baru pulang dari Jakarta 4 hari sebelum dibawa ke rumah sakit dan terdiagnosa DBD. Lingkungan rumah pasien, kawasannya jauh dari pemukiman warga, dari 5 rumah yang dikunjungi tidak ditemukan jentik nyamuk, dengan kesimpulan ABJ (Angka Bebas Jentik) 100%
Meningkatnya kasus DBD diakibatkan karena adanya perubahan iklim.
Gejala DBD perlu diwaspadai karena sekitar 50 persen kasus tidak bergejala. Meskipun DBD dapat disembuhkan, masyarakat tetap perlu waspada terhadap kemungkinan komplikasi terjadinya syok atau dengue shock syndrom (DSS) yang bisa berujung kematian. Tanda-tanda DSS di antaranya adalah muntah terus-menerus, nyeri perut hebat; kaki dan tangan (akral) pucat, dingin dan lembab; nadi melemah; lesu atau gelisah; perdarahan; dan jumlah urin menurun.
Jika mengalami gejala demam lebih dari tiga hari disertai mual, muntah, nyeri otot, nyeri di belakang telinga, dan sakit kepala, segera periksakan diri Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan lakukan pemeriksaan darah. DBD dapat disembuhkan bila segera ditangani dengan cepat dan tepat
Masyarakat tidak terlalu panik terhadap kenaikan kasus DBD. Hal yang terpenting adalah tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar kasus DBD dapat segera terkendali dan mengalami penurunan. Dihimbau masyarakat wilayah Kecamatan Sadang untuk menggiatkan kembali pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus secara berkala dan menyeluruh,
Cek kebersihan di rumah maupun lingkungan sekitar. Jangan sampai ada barang-barang yang berpotensi menimbulkan genangan air. Kalau dibiarkan, nanti bisa jadi tempat berkembang biak nyamuk dengue. Bila menemukannya, sebaiknya segera dikuras, dikeringkan, atau ditutup dan bahkan bila perlu didaur ulang.
Salam sehat, Sadang Healthies......